C. Individu, Keluarga, dan Masyarakat
1. Pengertian
Individu
Individu
berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya tak terbagi. Kata individu
merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil
dan terbatas. Dalam ilmu sosial paham
individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang
peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang
terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas
atau spesifik dalam kepribadiannya. Dengan demikian manusia merupakan mahluk
individual tidak hanya dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapi merupakan
pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya dan kecakapannya. Individu
sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh
kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun. 1. Raga,
merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu
yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama 2. Rasa,
merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda
isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan 3. Rasio atau
akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi
segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk
mencerna apa yang diterima oleh panca indera. 4. Rukun atau pergaulan hidup,
merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama
lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat
membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut
masyarakat
2. Pengertian
Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses
pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat irreversible(tidak dapat
balik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel akibat adanya
proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat dinyatakan secara kuantitatif karena
pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat perubahan yang terjadi pada
makhluk hidup yang bersangkutan.
a.
Pertumbuhan
Individu
Terjadinya
perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari
pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman
dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimblkan reflexions
b.
Pertumbuhan Masyarakat
Pertumbuhan masyarakat
diartikan pula sebagai pertumbuhan penduduk, yaitu perubahan
jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan
waktu sebelumnya.
3. Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan
a.
Pendirian Nativistik yaitu Pertumbuhan individu
semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
b.
Pendirian Empiristik dan Envinronmentalistik yaitu
Pertumbuhan individu semata-mata tergantung kepada lingkungan sedangkan dasar
tidak berperanan sama sekali.
c.
Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme yaitu
Interaksi antara dasar dan linkunagan dapat menentukan pertumbuhan individu.
d.
Tahap pertumbuhan Individu berdasarkan Psikologi
4. Pegertian
keluarga
Keluarga
berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti
“anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang
yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti ”nuclear family”
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
Pengertian
keluargadengan cara
meninjaunya berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda, yaitu pengertian
keluarga secara struktural, pengertian keluarga secara fungsional, dan
pengertian keluarga secara intersaksional. Berikut ini masing-masing
penjelasannya:
a.
Pengertian Keluarga secara
Struktural: Keluarga
didefenisikan berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran anggota keluarga,
seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Defenisi ini memfokuskan pada
siapa yang menjadi bagian dari keluarga. Dari perspektif ini dapat muncul
pengertian tentang keluarga sebaga asal-usul (families of origin), keluarga
sebagai wahana melahirkan keturunan (families of procreation), dan keluarga
batih (extended family).
b.
Pengertian Keluarga secara
Fungsional: Keluarga
didefenisikan dengan penekanan pada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi
psikososial. Fungsi-fungsi tersebut mencakup perawatan, sosialisasi pada anak,
dukungan emosi dan materi, dan pemenuhan peran-peran tertentu. Defenisi ini
memfokuskan pada tugas-tugas yang dilakukan oleh keluarga.
c.
Pengertian Keluarga secara
Transaksional: Keluarga
didefenisikan sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui
perilaku-perilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family
identity), berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa
depan. Defenisi ini memfokuskan pada bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya.
5. Macam macam fungsi keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga,
sebagai berikut :
1.
Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah
mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan
anak bila kelak dewasa.
2.
Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam
menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi
anggota masyarakat yang baik.
3.
Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini
adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota
keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4.
Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah
menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang
lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga.
Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam
keluarga.
5.
Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini
adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam
kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa
ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah
di dunia ini.
6.
Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini
adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga
yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur
penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan
keluarga.
7.
Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi
ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan
di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman
masing-masing, dsb.
8.
Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal
ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
9.
Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman
diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
6. Pengertian
Masyarakat
Dalam
bahasa inggris, masyarakat disebut society. Asal kata socius yang
berarti
kawan. Adapun kata
masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti berkumpul dan bekerja sama.
Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini karena adanya bentuk-bentuk aturan
hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan
oleh kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi
reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial
dihasilkan oleh hubungan dalm suatu masyarakat.
Berikut dibawah ini adalah beberapa
Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli Sosiologi & Antropologi:
1.
Menurut Munandar Soelaeman masyarakat merupakan
kesatuan sosial yang mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Kesatuan
sosial mempunyai kehidupan jiwa seperti adanya ungkapan jiwa rakyat, kehendak
rakyat, kesadaran masyarakat, dsb.
2.
Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur
yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya
pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3.
Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu
kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4.
Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat
merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu
yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama
serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia
tersebut.
5.
Menurut Linton Masyarakat adalah sekelompok manusia,
yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka dapat
mengorganisasika dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan
sosial dengan batAs-batas tertentu.
6.
Menurut M, J. Heskovits Masyarakat adalah kelompok
individu yang mengorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.
7.
Menurut J.L Gillin J.P Gillin Masyarakat adalah
kelompok manusia yang tersebar mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan
perasaan persatuan yang sama.
8.
Menurut S.R Steinmentz Masyarakat adalah sebagai
kelompok manusia yang terbesar meliputi pengelompokan- pengelompokan
manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan erat dan teratur.
9.
Menurut Mack Ever Masyarakat adalah suatu sistem dari
cara kerja dan prosedur, otoritas dan saling bantu-membantu yang meliputi
kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial, sistem pengawasan
tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang kompleks dan selalu berubah
dari relasi sosial.
Jadi, Masyarakat dalam
arti luas adalah keseluruhan dari semua hubungan dalam hidup bersama
denagn tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan lain-lain. Masyarakat dalam
arti sempit merupakan sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek
tertentu. Oleh karena itu dapat disimpulkan. Masyarakat adalah kelompok manusia
yang telah lama bertempat tinggal disuatu daerah yang tertentu dan memilki
aturan bersama untuk mencapai tujuan bersama yaitu mencapai
kesejahteraan.
7. Menyebutkan
golongan masyarakat
Masyarakat terbagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1.
Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat
sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan
menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya
berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik
antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yagn
buas saat itu.
2.
Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam
kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi
kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan
tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat
dibedakan.
8. Perbedaan
masyarakat industri dan non industri
1.
Masyarakat industri
Urkheim mempergunakan variasi
pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai
dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi is lebih cenderung mempergunakan dua
taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks.
Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya
(Soerjono Soekanto, 1982 : 190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang
sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo,
mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional,
makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan
bersama. Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak
timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan
memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada
batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya individualisme.
2.
Masyarakat non industri
Kita
telah tahu secara garis besar bahwa , kelompok nasional atau organisasi
kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
a.
Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi
antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Di karenakan
para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal
lebih dekat, lebih akrab.
dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
b.
Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder,
terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat
kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian
kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan
rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi
juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu,
norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta
konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis
seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91).
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.
9. Makna
individu, makna masyarakat, makna keluarga
a)
Makna individu
Manusia adalah
makhluk individu,berarti makhluk yang tidak dapat di bagi 2,tidak dapat
dipisah-pisah kan antara jiwa dan raganya.
b)
Makna keluarga
Keluarga
adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang
tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang
yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.
c)
Makna masyarakat
Sebagaimana
telah banyak diketahui, bahwa masyarakat merupakan kategori yang paling umum
untuk menyebut suatu kumpulan manusia yang saling berinteraksi secara kontinyu
dalam suatu wilayah atau tempat dengan batas-batas geografik, sosial, atau
kultural yang tertentu.
10. Hubungan
indvidu, masyarakat dan keluarga
·
Hubungan
Antara Individu Keluarga Dan Masyarakat
Individu barulah dikatakan sebagai
individu apabila pada perilakunya yang khas dirinya itu diproyeksikan pada
suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat. Satuan-satuan lingkungan
sosial yang mengelilingi individu terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas dan
masyarakat.
1.
Hubungan
individu dengan keluarga
Individu
memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek,
nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai,
norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan.
Dengan
adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban
yang melekat pada dirinya dalam keluarga.
2.
Hubungan
individu dengan lembaga
Lembaga diartikan sebagai sekumpulan
norma yang secara terus-menerus dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu
memberikan keuntungan bagi mereka.
Individu memiliki
hubungan yang saling mempengaruhi dengan lembaga yang ada disekelilingnya.
Lingkungan pekerjaan dapat membentuk individu dalam membentuk kepribadian.
Keindividuan dalam lingkungan pekerjaan dapat berperan sebagai direktur, ketua
dan sebagainya. Jika individu bekerja, ia akan dipengaruhi oleh lingkungan
pekerjaannya.
3.
Hubungan
individu dengan komunitas
Komunitas dapat diartikan sebagai
satuan kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki teritorial
terbatas, memiliki kesamaan terhadap menyukai sesuatu hal dan keorganisasian
tata kehidupan bersama.
Komunitas mencakup
individu, keluarga dan lembaga yang saling berhubungan secara independen.
4.
Hubungan
individu dengan masyarakat
Hubungan individu dengan masyarakat
terletak dalam sikap saling menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai
individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan
hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada
hak individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan
keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang semestinya lebih
mengutamakan hak masyarakat.
11. Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi
adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang
tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan
kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang
signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan,
fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain
sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan
keluarnya.
Berbeda dengan
perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di
daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu
penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni:
Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan
penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota.
Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat
sementara saja atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan
suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus
mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa,
impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh
tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor
pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik
perhatian atau faktor penarik.
12. Menjelaskan proses urbanisasi
Proses
urbanisasi karena ada faktor-faktor pendorong urbanisasi menurut Hammond (1979:
70)umumnya berjumlah delapan dengan urutan sebagai berikut:
1)
Kemajuan dalam bidang pertanian. Adanya mekanisme di
bidang pertanian yangmendorong dua hal: tersedotnya sebagian tenaga kerja agraris
ke kota untuk menjadi buruh industri; bertambahnya hasi pertanian untuk
menjamin kebutuhanpenduduk yang hidupnya dari pertanian.
2)
Industrialisasi, karena industri-industri tergantung
kepada bahan mentah dansumber tenaga, maka pabrik-pabrik didirikan di lokasi
sekitar bahan mentah demimurahnya pengelolaan.
3)
Potensi pasaran, dengan berkembangnya industri ringan
melahirkan kota-kota yangmenawarkan diri sebagai pasaran hasil diteruskan
kepada kawasan pedesaan. Kota-kota perdagangan tersebut lalu menarik pekerja-pekerja
baru dari pedesaan dandengan begitu kota bertambah besar.4.
4)
Peningkatan kegiatan pelayanan, dimana industri
tersier dan kuarter tumbuh danmeningkatkan perdagangan, taraf hidup dan memacu
munculnya organisasiekonomi dan sosial.5.
5)
Kemajuan transportasi, bersama kemajuan komunikasi ini
didorong majunyamobilitas penduduk, khususnya dari pedesaan ke kota-kota
di dekatnya.6.
6)
Tarikan sosial dan kultural, dimana di kota banyak hal
yang menarik dalam halhiburan.7.
7)
Kemajuan pendidikan, tak hanya sekolah-sekolah yang
menarik kaum muda untuk pindah ke kota,juga media massa yang menyadarkan
masyarakat akan pentingnyapendidikan sebagai sarana untuk sukses
dalam usaha.8.
8)
Pertumbuhan penduduk alami, disamping penduduk kota
bertambah oleh masuknyaurbanisasi, angka kelahiran di kota lebih tinggi
dibanding di desa, ini akibatkemajuan di bidang kesehatan.
Proses
urbanisasi karena ada faktor-faktor pendorong urbanisasi menurut Hammond (1979:
70)umumnya berjumlah delapan dengan urutan sebagai berikut:
- Kemajuan dalam bidang pertanian. Adanya mekanisme di bidang pertanian yangmendorong dua hal: tersedotnya sebagian tenaga kerja agraris ke kota untuk menjadi buruh industri; bertambahnya hasi pertanian untuk menjamin kebutuhanpenduduk yang hidupnya dari pertanian.
- Industrialisasi, karena industri-industri tergantung kepada bahan mentah dansumber tenaga, maka pabrik-pabrik didirikan di lokasi sekitar bahan mentah demimurahnya pengelolaan.
- Potensi pasaran, dengan berkembangnya industri ringan melahirkan kota-kota yangmenawarkan diri sebagai pasaran hasil diteruskan kepada kawasan pedesaan. Kota-kota perdagangan tersebut lalu menarik pekerja-pekerja baru dari pedesaan dandengan begitu kota bertambah besar.
- Peningkatan kegiatan pelayanan, dimana industri tersier dan kuarter tumbuh danmeningkatkan perdagangan, taraf hidup dan memacu munculnya organisasiekonomi dan sosial.
- Kemajuan transportasi, bersama kemajuan komunikasi ini didorong majunyamobilitas penduduk, khususnya dari pedesaan ke kota-kota di dekatnya.
- Tarikan sosial dan kultural, dimana di kota banyak hal yang menarik dalam halhiburan.
- Kemajuan pendidikan, tak hanya sekolah-sekolah yang menarik kaum muda untuk pindah ke kota,juga media massa yang menyadarkan masyarakat akan pentingnyapendidikan sebagai sarana untuk sukses dalam usaha.
- Pertumbuhan penduduk alami, disamping penduduk kota bertambah oleh masuknyaurbanisasi, angka kelahiran di kota lebih tinggi dibanding di desa, ini akibatkemajuan di bidang kesehatan.
Proses
urbanisasi karena ada faktor-faktor pendorong urbanisasi menurut Hammond (1979:
70)umumnya berjumlah delapan dengan urutan sebagai berikut.
1) Kemajuan
dalam bidang pertanian. Adanya mekanisme di bidang pertanian yangmendorong dua
hal: tersedotnya sebagian tenaga kerja agraris ke kota untuk menjadi buruh
industri; bertambahnya hasi pertanian untuk menjamin kebutuhanpenduduk yang
hidupnya dari pertanian.
2) Industrialisasi,
karena industri-industri tergantung kepada bahan mentah dansumber tenaga, maka
pabrik-pabrik didirikan di lokasi sekitar bahan mentah demimurahnya
pengelolaan.
3) Potensi
pasaran, dengan berkembangnya industri ringan melahirkan kota-kota
yangmenawarkan diri sebagai pasaran hasil diteruskan kepada kawasan pedesaan.
Kota-kota perdagangan tersebut lalu menarik pekerja-pekerja baru dari pedesaan
dandengan begitu kota bertambah besar.
4) Peningkatan
kegiatan pelayanan, dimana industri tersier dan kuarter tumbuh danmeningkatkan
perdagangan, taraf hidup dan memacu munculnya organisasiekonomi dan sosial.
5) Kemajuan
transportasi, bersama kemajuan komunikasi ini didorong majunyamobilitas
penduduk, khususnya dari pedesaan ke kota-kota di dekatnya.
6) Tarikan
sosial dan kultural, dimana di kota banyak hal yang menarik dalam halhiburan.
7) Kemajuan
pendidikan, tak hanya sekolah-sekolah yang menarik kaum muda untuk pindah
ke kota,juga media massa yang menyadarkan masyarakat akan pentingnyapendidikan
sebagai sarana untuk sukses dalam usaha.
8) Pertumbuhan
penduduk alami, disamping penduduk kota bertambah oleh masuknyaurbanisasi,
angka kelahiran di kota lebih tinggi dibanding di desa, ini akibatkemajuan di
bidang kesehatan.
Sumber :
http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-keluarga.html
http://fatahiq.wordpress.com/2012/10/24/pertumbuhan-individukeluarga-dan-masyarakat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar