A. MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
1. Masyarakat Perkotaan , Aspek-Aspek Positif Dan Negatif
1. Masyarakat Perkotaan , Aspek-Aspek Positif Dan Negatif
a. Pengertian
Masyarakat
Dalam bahasa Inggris
masyarakat adalah society yang pengertiannya mencakup interaksi sosial,
perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. Istilah masyarakat disebut pula sistem
sosial. Untuk pemahaman lebih luas tentang pengertian masyarakat sebaiknya kita
kemukakan beberapa definisi masyarakat sebagai berikut:
a) Selo Soemardjan :
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan
kebudayaan.
kebudayaan.
b) J.L. Gilin dan
J.P. Gilin : Masyarakat adalah kelompok yang tersebar dengan perasaan
persatuan
yang sama.
yang sama.
c)
Max Weber :
Masyarakat sebagai suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh
harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
d)
Sosiolog Emile
Durkheim : Masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individu-individu yang
merupakan anggota-anggotanya.
merupakan anggota-anggotanya.
e) Karl Marx :
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun
perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang
terpecah-pecah secara ekonomis.
perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang
terpecah-pecah secara ekonomis.
f) M.J. Herskovits
: Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti
suatu cara hidup tertentu.
suatu cara hidup tertentu.
g) Koentjaraningrat
(1994) : Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat
oleh suatu rasa identitas yang sama.
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat
oleh suatu rasa identitas yang sama.
h) Ralph Linton
(1968) : Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja
sama
dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam
kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam
kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
b. Syarat-syarat Menjadi Masyarakat
Syarat
terbentuknya masyarakat yakni; sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu
yang relatif lama; merupakan satu kesatuan; Merupakan suatu sistem hidup
bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkankebudayaan dimana setiap anggota
masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya. Berikut ini
merupakan syarat-syarat menjadi masyarakat:
1.
Mematuhi aturan yang dibuat oleh Negara
2.
Mematuhi hak dan kewajiban sebagai
masyarakat
3.
Melindungi negara ditempat masyarakat
tersebut bermukim
4.
Menciptakan lingkungan yang tentram dan
damai
c. Pengertian Masyarakat Perkotaan
Masyarakat
perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota
lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang
berbeda dengan masyarakat pedesaan. Seperti halnya desa, kota juga mempunyai
pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini.
a)
Wirth : Kota
adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang
orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
b) Max Weber : Kota
menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar
kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
c) Dwigth Sanderson
: Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Dari beberapa pendapat
secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian
kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan
tingkatan dalam struktur pemerintahan. Menurut konsep Sosiologik sebagian
Jakarta dapat disebut Kota, karena memang gaya hidupnya yang
cenderung bersifat individualistik.
d. 2 Tipe Masyarakat
Masyarakat mempunyai
tipe seperti berikut :
1) Masyarakat
kecil yang belum
kompleks, yaitu masyarakat yang belum mengenal pembagian kerja, struktur,
dan aspek-aspeknya masih dapat dipelajarisebagai satu kesatuan.
2) Masyarakat
yang sudah kompleks, yaitu masyarakat yang sudah jauh
menjalankan spesialisasi dalam segala bidang, karena ilmu pengetahuan sudah
maju, teknologi maju, dan sudah mengenal tulisan.
e. Ciri-ciri Masyarakat Kota
Ada beberapa ciri yang
menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1) Kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2) Orang kota pada umumnya dapat mengurus
dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang
lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota-kota kehidupan
keluarga sering sukar untuk disatukan, sebab perbedaan kepentingan paham politik, perbedaan
agama dan sebagainya.
lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota-kota kehidupan
keluarga sering sukar untuk disatukan, sebab perbedaan kepentingan paham politik, perbedaan
agama dan sebagainya.
3) Jalan pikiran rasional yang pada umumnya
dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa
interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
4)
Pembagian kerja di antra warga-warga
kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
nyata.
5)
Kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota
dari pada warga desa.
dari pada warga desa.
6)
Interaksi yang terjai lebih banyak
terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripada faktor
pribadi.
pribadi.
7)
Pembagian waktu yang lebih teliti dan
sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
8) Perubahan-perubahan sosial tampak dengan
nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam
menerima pengaruh dari luar.
menerima pengaruh dari luar.
f.
Perbedaan
Antara Desa dan Kota
Dalam masyarakat modern,
sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan
masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan
antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya
karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan
fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda,
bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua
sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai
berikut:
Masyarakat Pedesaan
|
Masyarakat Kota
|
·
Perilaku
homogen
·
Perilaku
yang dilandasi oleh konsep
kekeluargaan dan kebersamaan
·
Perilaku
yang berorientasi pada tradisi dan
status
·
Isolasi
sosial, sehingga statik
·
Kesatuan
dan keutuhan kultural
·
Banyak
ritual dan nilai-nilai sakral
·
Kolektivisme
|
·
Perilaku
heterogen
·
Perilaku
yang dilandasi oleh konsep
pengandalan diri dan kelembagaan
·
Perilaku
yang berorientasi pada rasionalitas
dan fungsi
·
Mobilitas
sosial, sehingga dinamik
·
Kebauran
dan diversifikasi kultural
·
Birokrasi
fungsional dan nilai-nilai sekular . Individualisme
|
Warga suatu masyarakat
pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan
mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya
berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya
Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu,
adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan. Sistem kekerabatan dan kelompok
kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada
umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang
genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk
adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan
pekerjaan sambilan saja.
Golongan orang-orang tua
pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu
meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada
umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.
Ada beberapa ciri yang
dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan
kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat
mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut
sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut
antara lain :
1)
jumlah dan kepadatan penduduk
2)
lingkungan hidup
3)
mata pencaharian
4)
corak kehidupan sosial
5)
stratifiksi sosial
6)
mobilitas sosial
7)
pola interaksi sosial
8)
solidaritas sosial
9)
kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional
g.
Hubungan
Desa dengan Kota
Masyarakat pedesaan dan
perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain.
Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat.
Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota
tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan
seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga
kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh
bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan
raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja
musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan
dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka
merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat
diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan,
nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi,
pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain
sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa
cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam
hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin
menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota
merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa caar, seperti: (i) Ekspansi
kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah
atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan
besaran dan kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan
kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah
perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya
diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk,
prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak
terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan
produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut
kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak
pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang
dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan
mengkota.
Salah satu bentuk hubungan
antara kota dan desa adalah :
a) Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang
saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah
baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke
kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya
masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).
b) Sebab-sebab
Urbanisasi
1)
Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk
meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)
2)
Faktor-faktor
yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull
factors)
Hal – hal yang termasuk push factor
antara lain :
1)
Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan
persediaan lahan pertanian,
2)
Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk
industri modern.
3)
Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh
oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang
monoton.
4)
Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu
pengetahuan.
5)
Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal,
seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk
desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
Hal – hal yang termasuk pull factor
antara lain :
1)
Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota
banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan.
2)
Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan
usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
3)
Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak
dikota dan lebih mudah didapat.
4)
Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih
tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
5)
Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari
kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang
rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).
h. Aspek Positif dan Negatif
Masyarakat Kota
Perkembangan
kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan
politik. Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen-komponen yang
memebentuk struktur kota tersebut. Jumlah dan kualitas komponen suatu kota
sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara
umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya mengandung 5
unsur yang meliputi:
a)
Wisma: Untuk tempat berlindung terhadap alam
sekelilingnya.
b)
Karya: Untuk penyediaan lapangan kerja.
c)
Marga: Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
d)
Suka: Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan
kesenian.
e)
Penyempurnaan: Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan,
pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua,
maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan:
a)
Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah
yang timbul di kota. Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan
perencanaan kota harus dimilikinya.
b)
Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan
tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat, agar tidak disusul dengan
masalah lainnya.
c)
Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik
sebab kalau tidak, maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
d)
Dalam rangka pemekaran kota, harus ditingkatkan
kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di
tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan
sekitarnya.
i.
5
Unsur Lingkungan Perkotaan
Perkembangan kota merupakan
manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik.
Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota
tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan setidaknya
mengandung 5 unsur yang meliputi :
1) Wisma : unsure ini merupakan bagian
ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam
sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam
keluarga. Unsure wisma ini menghadapkan dapat mengembangkan daerah perumahan
penduduk yang sesuai dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa mendatang
dan juga memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat
mencapai standar mutu kehidpan yang layak, dan memberikan nilai-nilai
lingkungan yang aman dan menyenangkan.
2) Karya : unsure ini merupakan syarat
yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi
kehidupan bermasyarakat.
3) Marga : unsure ini merupakan ruang
perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat
dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota
lain atau daerah lainnya.
4) Suka : unsure ini merupakan bagian
dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan,
rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5) Penyempurna : unsure ini merupakan
bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke
dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias
keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
j.
Fungsi
Eksternal Kota
Fungsi
eksternal dari kota yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalm
kerangka wilayah dan daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik
secara regional maupun nasional.
2. Masyarakat Pedesaan
a. Pengertian
Desa
Desa
menurut Sukardjo Kartohadi adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal
suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
Desa menurut Bintaro merupakan
perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan cultural yang terdapat disuatu daerah
dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.
Desa menurut Paul H.Landis : desa
adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal
mengenal antra ribuan jiwa
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang
kesukuaan terhadap kebiasaan
3. Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang
paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar
seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah
bersifat sambilan.
seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah
bersifat sambilan.
b. Ciri-Ciri
Desa
1. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya
mempunyai hubungan yang lebih mendalam
dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan
dasar kekeluargaan
3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup
dari pertanian
4. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal
mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan
sebagainya.
sebagainya.
5. Perbandingan lahan dengan manusia cukup besar.
6. Sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh
tradisi yang berlaku.
c. Ciri-Ciri
Masyarakat Pedesaan
1. Masyarakat desa memiliki ikatan social yang
sangat kuat sebagai suatu paguyuban.
2. Sesuai dengan wilayahnya, kegiatan ekonomi
yang dominan adalah bidang pertanian.
3. Corak kehidupan masyarakatnya ditentukan oleh
faktor penguasaan tanah.
d.
Macam-Macam Pekerjaan Gotong Royong
1. Perbaikan jalan raya
2. Pembangunan gedung ibadah
3. Mendirikan rumah di desa
4. Kerja Bakti
e. Sifat
Dan Hakikat Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai sifat
yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya adat dan kepercayaan masyarakat
sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak
melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat
yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan
adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan
pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi
terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan
keluar dari hakikat itu.
f. Unsur-Unsur
Desa
1. Daerah, meliputi lokasi, luas, dan batas
wilayah serta penggunaannya.
2. Penduduk, berkaitan erat dengan
kualitas dan kuantitas penduduk yang meliputi jumlah,
pertumbuhan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian.
pertumbuhan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian.
3. Tata kehidupan, dalam hal ini
pola tata pergaulan dan ikatan pergaulan sesama warga desa.
Biasanya ikatan pergaulan antar anggota masyarakat desa masih sangat erat.
Biasanya ikatan pergaulan antar anggota masyarakat desa masih sangat erat.
g. Fungsi
Desa
1. Desa sebagai sumber pangan,
desa yang merupakan hinterland atau daerah dukung berfungsi
sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok
sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok
2. Desa sebagai sumber ekonomi,
desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai
lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya
lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya
3. Desa sebagai mitra pembangunan
wilayah kota, desa dari segi kegiatan kerja desa dapat
merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dll.
merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dll.
3. Perbedaan Masyarakat Kota Dengan
Masyarakat Desa
Pada mulanya masyarakat kota
sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan
tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan
sebagai masyarakat pedesaannya. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat
kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam
memecahkan suata permasalahan. Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu
masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa
nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu,
sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di
jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan
informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini
ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya
mereka yang bersifat umum.
1.
Sederhana
2.
Mudah curiga
3.
Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4.
Mempunyai sifat kekeluargaan
5.
Lugas atau berbicara apa adanya
6.
Tertutup dalam hal keuangan mereka
7.
Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat
kota
8.
Menghargai orang lain
9.
Demokratis dan religius
10. Jika
berjanji, akan selalu diingat
Sedangkan cara beadaptasi
mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong
royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang
kerap digunakan masyarakat pedesaan. Berbeda dengan karakteristik masyarakat
perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding
kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai
urban community.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada
masyarakat kota yaitu:
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan
seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan
seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung
pada orang lain
3. Di kota-kota kehidupan keluarga sering
sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama
dan sebagainya.
dan sebagainya.
4. Jalan pikiran rasional yang dianut oleh
masyarkat perkotaan.
5. Interaksi-interaksi yang terjadi lebih
didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada
kepentingan umum.
kepentingan umum.
Hal tersebutlah yang
membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena
itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari
ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke
kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar